Universitas Negri Malang

Senin, 05 Mei 2014

Kerajinan Tasbih Pelangi Malang


Di Daerah Pasar Bunul Kota Malang,Kecamatan blimbing terdapat suatu keunikan budaya tersendiri, yaitu budaya masyarakat produksi kerajinan tasbih pelangi. Salah satunya adalah Bapak Joko Purnomo yang telah berprofesi menjadi pengrajin tasbih pelangi sejak tahun 1999. Di Jalan Hamid Rusdi Timur Gg 6 No 23B Bapak dua anak ini tinggal bersama istrinya yang juga membantu pekerjaanya mencetak butir demi butir tasbih pelangi itu.

Proses pembuatan tasbih Pelangi ini menggunakan bahan-bahan dasar yang mudah ditemukan yaitu Mika atom (Seperti kaset CD Mika). Di pasar Loak (Pasar barang bekas) Pengrajin tasbih ini membeli beberapa kilo mika atom untuk dijadikan bahan dasar pembuatan tasbih pelangi.

Biasanya Mika atom yang baru dibeli di pasar loak akan tampak kotor sehingga harus dibersihkan terlebih dahulu agar bisa dilebur dengan baik. Mika- mika tersebut setelah dicuci bersih akan di lebur pada suatu wajan besar sehingga akan nampak seperti "Jenang". Pada saat Peleburan ini akan ditambahkan warna sesuai yang diinginkan menggunoakan pewarna bubuk. Setelah diberi warna kemudian jenang yang panas tadi di taruh dalam cetakan panjang dan lonjong seperti gambar di bawah ini


 Ketika jenang tersebut sudah dicetak lonjong akan berbentuk seperti ini :




Lonjongan jenang tersebut disebut dengan "Gelondongan" oleh masyarakat sekitar. Pada proses pencetakan tasbihnya menggunakan kawat jeruji pada ban sepeda. pertama gelondongan tersebut akan dipanaskan lagi sehingga meleleh dan akan digabung dengan gelondongan yang berbeda warna (misalnya pink dengan putih). setelah gelondongan itu meleleh ujung lelehan tersebut di tepelkan di jeruji besi sepeda dan akhirnya lelehan gelondongan itu melekat pada jeruji. Jetika jeruji tersebut (dalam kondisi melekat pada lelehan gelondong) diputar maka lelehan akan menempel di jeruji dan membentuk suatu bulatan seperti gambar di bawah ini




Dengan sedikit di panaskan dan diputar maka butiran akan terbentuk bulat hampir sempurna. Proses selanjutnya yaitu mengeluarkan butiran tasbih itu dari kawat. Sama seperti proses sebelumnya masih menggunakan kompor untuk memanaskan butiran tasbih itu sehingga akan mudah melepaskanya. setelah butiran dilepas tinggal di ronce dan diberi benang rambut untuk kepala tasbih. Pengkemasanya pun cukup simple dengan bermodalkan plastik es lilin dan plastik ukuran tertentu maka tasbih ini siap untuk dipasarkan.









Sekian dari saya semoga apa yang saya informasikan dapat memberi inspirasi bagi semua...
Tedy Sanjaya...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar